Majene Jelajah Pos — Menyikapi tren penularan Covid-19 yang semakin menaik di Sulbar, Bupati Majene Fahmi Massiara segera melakukan rapat evaluasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Majene, di Ruang Pola Kantor Bupati, Kamis (30/04/2020) malam tadi.
Suasana Rapar Evaluasi Tim Gugus Tugas Covid-19 di Ruang Pola Kantor Bupati dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan physical distancing
Rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Majene, Lukman, Dandim 1401 Majene, Letkol Inf Yudi Rombe, Kapolres Majene, AKBP Irawan Banuaji, membahas soal kewaspadaan dan langkah antisipasi Pemerintah Kabupaten Majene lantaran hingga 30 April 2020, positif covid 19 di Sulbar telah mencapai 42 orang.
Sebelum lebih jauh membuka rapat, Bupati Majene Fahmi Massiara terlebih dahulu mengapresiasi dan berterima kasih atas kinerja Tim Gugus Tugas Covid 19 di setiap tingkatan termasuk para relawan di Majene.
Saat ini katanya, penting untuk menyikapi setiap perubahan situasi. Majene sudah lebih dulu memiliki pengalaman terhadap pasien corona dan telah dinyatakan sembuh.
“Keadaan telah berbalik, daerah lain di Sulbar mengalami shock dengan lonjakan jumlah pasien positif corona dan bahkan ada yang meninggal dunia. Kita perlu menyikapi suasana lokal yang menimbulkan kerawanan, persoalan yang muncul adalah kepanikan itu yang harus kita jaga,’ ucap Fahmi.
Rapat yang dilaksanakan dengan tetap mengedepankan psyical distancing itu menyebutkan jika perlu Pemerintah Daerah Kabupaten Majene akan memperketat mobilisasi masyarakat dari luar Majene, terutama warga Majene yang berasal dari zona merah.
Dalam rapat itu, Dandim 1401, Letkol Inf Yudi Rombe mengatakan, masih banyak masyarakat yang membandel, Ia mengusulkan agar membatasi aktivitas pegawai asal kabupaten tetangga di Majene.
“Kami usul kalau ada ASN asal kabupaten lain yamg bekerja di Pemda Majene untuk sementara tidak diwajibkan hadir atau masuk kantor,” saran Yudi Rombe.
Sementara, Kapolres Majene AKBP Irawan Banuaji menilai, masyarakat Majene saat ini beranggapan tidak ada korban atas pandemi virus corona.
“Malam-malam berkumpul, bahkan ada beberapa Masjid yang menggelar sholat berjamaah. Bahkan ada yang mematikan lampunya seolah tidak ada aktifitas padahal di dalam salat,” ungkap Irawan Banuaji.
Rapat tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi antara lain, penjagaan ketat bagi warga pendatang termasuk yang berasal dari zona merah dan daerah lainnya.
Warga Majene asal zona merah yang bekerja di Majene bisa saja diliburkan untuk sementara waktu, merancang sosial distancing di pasar tradisional, pembatasan jam operasional toko ritel di Malunda, sosialisasi protokol kesehatan secara efektif, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait maklumat MUI, serta proges realiasasi uang lelah bagi para tim.
(Whd