Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga Ada Provokasi di Poso Perbatasan Luwu Raya Dijaga Ketat

Wednesday, October 24, 2012 | October 24, 2012 WIB Last Updated 2012-10-24T14:34:07Z

JELAJAH POS MALILI--- Pasca ledakan bom yang mengguncang Poso, Sulawesi Tengah, Senin, 22 Oktober, jajaran Kepolisian Resort (Polres) Luwu Timur, langsung bersikap. Mereka melakukan razia terhadap pengguna jalan poros yang melintas di sejumlah jalan poros yang tersebar di sejumlah kecamatan, terutama di jalan poros Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, tepatnya di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana.
Poros Kasintuwu merupakan salah satu jalan poros alternatif yang setiap harinya dilintasi warga dari Sulawesi Tengah menuju Sulsel begitupun sebaliknya.
Kapolres Luwu Timur, AKBP Andi Firman MBA melalui Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polres Luwu Timur, Kompol Daniel Siampa SH MH, Selasa, 23 Oktober kemarin mengatakan, untuk mengantisipasi aksi tindak kriminal di Bumi Batara Guru, oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, maka pihaknya intens melakukan razia terhadap pengguna jalan poros.
''Apalagi pasca ledakan bom di Poso. Di jalan poros Kasintuwu, anggota Polres Luwu Timur terus melalukan razia terhadap pengguna jalan di situ,'' beber Kompol Daniel Siampa.
Sementara di poros perbatasan Sulsel, tenggara tepatnya di Desa Laskap, Kecamatan Malili, jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Malili juga telah melakukan razia.
''Anggota Polsek Malili tetap disiagakan di poros Laskap untuk melakukan razia setiap pengguna jalan yang melintas di poros tersebut,'' tandas Kapolsek Malili, AKP Alimuddin.

Hal sama juga dilakukan di Luwu Utara dan Kota Palopo. Di Luwu Utara, juga meningkatkan pengamanan dengan melakukan razia.
Razia difokuskan pada daerah yang selama ini dianggap rawan tindak kriminalitas seperti, daerah perkampungan yang jauh dari keramaian. Polisi juga akan menyebar sejumlah intelejen.
Hal ini diungkapkan Kapolres Luwu Utara, AKBP Hery Marwanto, Selasa 23 Oktober kemarin. Menurutnya, apa yang terjadi di Poso akan menjadi perhatian di Luwu Utara. Karena itu, untuk mengantisipasi agar hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, maka Polres telah melakukan pengamanan dan pengawasan secara ketat di daerah yang dianggap rawan masuknya teroris.
''Jika sebelumnnya dianggap daerah yang dianggap aman, saat ini kita lakukan antisipasi dini, dengan melakukan pengawasan dengan menyebar intelejen. Yang jelas saya telah intruksikan kepada semua polsek dan intel untuk melakukan pengawasan," katanya.
Senada dengan itu, Kabag OPS Polres Luwu Utara, Kompol Daryanto mengatakan, peningkatan razia dengan jumlah personil yang lebih banyak, baik Polres maupun Polsek, dengan memperhatikan jam-jam rawan. "Semua polsek melaksanakan rasia dengan menggunakan sistem rayonisasi, jadi Polsek yang berdekatan digabung menjadi satu untuk laksanakan kegiatan tersebut," kata Kabag Ops.
Selain itu, lanjut Kabag Ops, mengintesifkan para Babinsa, untuk berkordinasi dengan potensi pontensi masyarakat di desa-desa, agar memonitor semua warga yang masuk atau warga asing, agar melapor diri 1X24 jam kepada pemerintah desa.
Melakukan pentajaman deteksi dini bagi anggota intel, termasuk seluruh anggota, harus peka dan terbuka terhadap perkembangan yang terjadi di wilayah.
Diperintahkan seluruh anggota agar menyampaikan kepada Masyarakat untuk melaporkn kepada pihak kepolisian bila menemukan tanda tanda yang tidak wajar atau masyarakat yang asing di wilayah masing masing.
Sementara itu, Markas Besar Polri menduga sejumlah peristiwa ledakan bom yang terjadi di Poso dipicu oleh provokasi dari pihak-pihak tertentu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di kantor Divisi Humas, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (22/10).
" Ada pihak-pihak yang kita lihat ingin menimbulkan suasana kekacauan atau bentuk konflik baru di Poso. Ini dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari luar Poso. Ini sangat kuat kita lihat," kata Boy.
Untuk mempermudah penyelidikan dan pengungkapan kasus teror ini, kata Boy, Polri meminta masyarakat Poso untuk berpartisipasi membantu Polri mengidentifikasi dugaan para pelaku dan provokator di wilayah tersebut. Terutama terhadap pengejaran orang yang masuk dalam daftar pencarian polisi. Salah satunya DPO yang juga diduga masuk jaringan teroris yaitu Santoso.
"Berharap kita bisa bekerja sama, terutama untuk identifikasi terhadap mereka yang kita diduga sebagai pelaku dan juga selama ini telah teridentifikasi ya. Katakanlah orang-orang yang menjadi target operasi kepolisian," pungkas Boy.(p.l.ps)
×
Berita Terbaru Update