Notification

×

Iklan

Iklan

Pengamat: KPK Sibuk Tangani Korupsi Elit Politik

Saturday, March 09, 2013 | March 09, 2013 WIB Last Updated 2013-03-08T16:13:27Z


  • Pengamat: KPK Sibuk Tangani Korupsi Elit Politik

Pekanbaru JELAJAH POS--COM  - Pengamat politik dari Universitas Andalas Syaiful Wahab menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya sibuk menangani kasus korupsi di lingkaran elit politik dan mengabaikan kasus korupsi yang merugikan banyak orang.
"Hal ini terjadi lebih karena media massa, khususnya yang dimiliki elit partai, terlalu gemar menggunjingkan tentang elit-elit politik," katanya saat dihubungi dari Pekanbaru, Jumat.
Seharusnya, kata Syaiful, KPK juga serius menangani praktik-praktik korupsi yang dampaknya dirasakan secara langsung oleh masyarakat, seperti korupsi pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, gedung sekolah, dan perumahan.
"Atau praktik-praktik korupsi terkait illegal logging yang dampaknya menyengsarakan rakyat banyak berupa musibah banjir dan tanah longsor, dan masih banyak lagi," katanya.
Menurut Ketua Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas itu ekspektasi rakyat terhadap KPK untuk membongkar dan menangkap para pelaku korupsi di negeri ini memang sudah sangat tinggi dan itu harus dijawab oleh lembaga antikorupsi itu.
Kendati demikian, Syaiful mengapresiasi kinerja KPK yang dinilainya cukup berhasil membongkar kasus korupsi yang melibatkan para elit politik, termasuk yang dekat dengan lingkaran kekuasaan.
"Hal ini terbukti dengan terseretnya Andi Malarangeng dan Anas Urbaningrum meskipun mereka dekat dengan lingkaran kekuasaan," katanya.
Ia menilai langkah KPK dalam menangani kasus korupsi proyek Hambalang sejauh ini sudah pada jalur yang tepat dan tidak tebang pilih.
"Dalam kasus Hambalang intervensi politik terhadap KPK sudah semakin minimal dan KPK boleh dibilang cukup berani," katanya.
Namun demikian, Syaiful justru mengkhawatirkan KPK terpengaruh oleh media massa yang terus-menerus mengangkat kasus korupsi Hambalang yang bukan tidak mungkin memiliki agenda melemahkan kekuatan partai politik tertentu atau pemerintah yang berkuasa, terutama media massa yang dimiliki elit partai.
"Secara tidak langsung KPK kini dipengaruhi oleh wacana politik yang dibuat oleh lawan politik partai penguasa melalui media massa yang dimilikinya," katanya.(antara)
×
Berita Terbaru Update