JELAJAHPOS.COM | Soppeng Salah satu sekolah dasar negri (SDN 7 Salotungo) kecamatan Lalabata kabupaten Soppeng provinsi Sulawesi Selatan Sul-Sel dengan mengambil langkah kreatif dalam pengelolaan sampah dengan memanfaatkan barang bekas, khususnya tempat cat yang diubah menjadi tempat sampah di setiap kelas, kantin, perpustakaan, koperasi/toko, dan kantor.
Lanjut Andi Wahdiati, S.Pd selaku Guru Kelas 2C SDN 7 Salotungo menjelaskan, Keberanian untuk berinovasi ini adalah hasil kerjasama antara siswa dan orang tua yang bersama-sama menyumbangkan barang bekas mereka ungkapnya.
" Setiap tempat sampah ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk membuang sampah, tetapi juga memberikan sentuhan warna yang menarik. Masing-masing tempat sampah memiliki warna khusus sesuai dengan jenis sampah yang dapat dimasukkan, membantu memudahkan proses pengelolaan sampah di sekolah, Kata Ibu Andi Wahdiati kepada awak media ini, Senin 29/1/2024.
Warna Hijau untuk Sampah Organik, Tempat sampah dengan warna hijau diperuntukkan bagi sampah organik. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap pemisahan sampah sejak dini.
Warna Kuning untuk Sampah Anorganik, Tempat sampah berwarna kuning adalah tempat untuk sampah anorganik. Ini mencakup plastik, kaca, dan bahan non-organik lainnya.
Warna Biru untuk Sampah Kertas, Siswa di SDN 7 Salotungo diajak untuk memilah sampah kertas dan memasukkannya ke dalam tempat sampah berwarna biru, mendukung praktik daur ulang.
Warna Abu-abu untuk Sampah Residu, Sampah residu, yang sulit untuk didaur ulang, ditempatkan dalam tempat sampah berwarna abu-abu, menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang bijaksana.
Warna Merah untuk Sampah B3, Untuk sampah berbahaya (B3), seperti baterai atau produk kimia, diperuntukkan tempat sampah berwarna merah demi keamanan dan penanganan yang benar.
Lanjut Ibu Andi Wahdiati, Kata dia, pada saat pembina upacara hari senin, 29 Januari 2024 "Melalui kolaborasi ini, kami tidak hanya mengajarkan nilai-nilai kebersihan, tetapi juga membentuk generasi yang peduli lingkungan. Semua ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan penuh dari siswa dan orang tua." terangnya.
ia menambahkan, upaya kreatif ini bukan hanya memberikan solusi bagi pengelolaan sampah, tetapi juga membuka pintu untuk pemahaman lebih dalam mengenai tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekolah,"tutupnya.(***)