GfdlTpWoGUW5TUr7GfM9GfdlGA==

Orok Bayi Dibuang di Pinggir Jalan



JELAJAH POS -PALOPO --- Keheningan Lingkungan Sempowae RT 1, RW 2, Kelurahan Dangerakko, pecah setelah penemuan orok bayi laki-laki yang sudah tak bernyawa dalam kantongan plastik, Rabu 31 Januari 2013, pukul 06:00 Wita.
Bayi laki-laki ditemukan terbungkus dalam kantong plastik warna hitam. Orok masih berlumuran darah segar dan dalam kondisi sudah utuh dan hampir sempurna. Diperkirakan orok yang diduga hasil hubungan gelap sudah berusia lima hingga enam bulan. Kondisinya sangat memprihatinkan. Pada bagian kepala ada seperti lilitan tangan atau cengkraman tangan manusia, kemudian di bagian pergelangan tangan kiri bayi juga patah.
Orok pertama kali ditemukan oleh perempuan bernama Sarah. Jaraknya sekitar 50 meter dari rumah ketua RT 1 setempat.
Kala itu, Sara hendak jalan-jalan pagi dan melintas di Jalan Patianjala, saat itu matanya langsung melihat bungkusan plastik hitam yang tergeletak di jalanan samping got, digigit-gigit anjing, dari sobekan plastik muncul kaki.
Melihat hal itu, Sarah histeris lalu memanggil tetangga bernama Tika, kemudian keduanya memeriksa isi kantong plastik hitam tersebut. Alangkah kagetnya mereka, dalam kantong plastik terdapat orok yang masih berlumuran darah segar. "Waktu saya lihat kaki bayi saya histeris dan memanggil Mama Tika, lalu kami membuka plastik dan benar isinya orok yang masih ada darahnya," ujar Sarah, kepada Palopo Pos. Penemuan orok bayi langsung dilaporkan ke Polsek Wara.
Melihat kondisi bayi yang sudah utuh dan hampir sempurna, diperkirakan orok sudah berusia lima hingga enam bulan. Diketahui juga orok tersebut berjenis kelamin laki-laki, warga menduga orok ini digugurkan oleh orang pintar atau setidaknya dukun.
Sekertaris Umum LPPA, Ratsumiati, yang ikut serta dalam prosesi pemandian orok tersebut, mengatakan, kondisi bayi pada bagian kepala ada seperti lilitan tangan atau cengkraman tangan, kemudian di bagian pergelangan tangan kiri bayi juga patah.
Sebelum penemuan orok, Burhan, salah seorang warga SempowaE melihat dua orang permepuan berboncengan menggunakan motor matic dan mondar-mandir sekitar TKP. Jarum jam waktu itu sudah menunjuk pukul 05:00 Wita. ''Saya ke luar rumah hendak mengurus ayam potong. Saat itulah saya melihat dua perempuan berboncengan menggunakan motor matic mondar-mandir di sekitar TKP. Pagi pukul 06:00 Wita, warga menemukan orok yang sudah tak bernyawa," ungkap Burhan.
Sementara itu, Ketua RW 2, Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara, Drs Muslimin MSi, yang juga dosen UNCP, mengutuk keras perbuatan pelaku pembuangan orok tersebut. Sebagai ketua RW di daerah tersebut, mewakili warganya, ia sangat tersinggung dengan perbuatan pelaku yang mencemarkan nama Sempowae. Diakuinya perbuatan itu bukanlah perbuatan masyarakat Sempowae, tetapi orang luar yang datang membuang aibnya di daerah Sempowae.
"Kami mengutuk perbuatan pelaku, dan atas perbuatan pelaku yang tega membuang orok itu di daerah kami, kami sangat tersinggung," kata Muslimin. Lanjutnya, orok yang ditemukan diduga hasil dari pergaulan bebas dari remaja yang sudah tidak terkendali, itu juga karena kurangnya etika dan moral akan batas-batas tertentu yang sudah dilanggar.
Untuk prosesi pemakaman, diakui Muslimin diperoleh dari sumbangan Lurah Dangerakko, Muh. Taufik SH, Babin Kamtibmas Kelurahan Dangerakko, Bripka Ruslan, dan ketua RW 1, Drs Muslimin MSi dan Ketua RT1, Drs Atte BP.
Prosesi pemandian mayat itu sendiri dilakukan di rumah ketua RT 1 Dangerakko, Drs Atte. Itupun setela pihak kepolisian melakukan penyidikan dan visum terhadap orok malang tersebut. "Sekitar pukul 06:00 Wita keponakan saya datang melapor bahwa ada orok bayi ditemukan di pinggir jalan, setelah saya melihat sendiri, lalu saya laporkan kejadian itu ke kepolisian, setelah pihak kepolisan melakukan olah TKP dan visum kami kemudian melakukan prosesi pemakaman," terang Atte.
Orok tersebut dimakamkan di pekuburan keluarga sekitar pukul 09:00 Wita setelah pihak kepolisan Polres Palopo dan Polsek Wara datang menyaksikan dan melakukan olah TKP. Pada prosesi pemakaman, terlihat warga berbondong-bondong menyaksikan pemakaman itu.
Atas kejadian itu, Sekertaris Umum LPPA, Ratsumiati, meminta kepada aparat agar menyelidiki tuntas kasus tersebut, dan meminta kepada pemerintah agar memperhatikan warganya, utamanya pergaulan bebas yang diduga terjadi di tempat-tempat tertentu, serta menekankan kepada perempuan dan remaja putri agar jangan terlalu bebas dalam urusan asmara, sebaiknya memperdalam agama agar tidak terulang perbuatan biadab seperti ini.
Penemuan orok tersebut dibenarkan Bripka Ruslan yang ditemui Palopo Pos di TKP, serta menerangkan jika laporan penemuan bayi diterima pihak kepolisan sekitar pukul 07:30 Wita, setelah menerima laporan pihak kepolisan langsung melakuakn olah TKP, dugaan kuat, perbuatan ini hasil aborsi.
Penemuan orok bukan hanya kali ini, tapi kasus yang sama pernah terjadi di 2012 dan 2011. Pernah ada orok dibuang dalam sungai dan di tong sampah. Ironisnya, tak satupun dari kasus tersebut yang berhasil diungkap siapa pelakunya.pp

Type above and press Enter to search.