GfdlTpWoGUW5TUr7GfM9GfdlGA==

Sungai Bila Meluap, 500 Hektare Lahan Terendam

ilustrasi
SENGKANG,JELAJAHPOS.COM--Air Sungai Bila kembali meluap. Sejumlah wilayah di Kelurahan Macero dan Kelurahan Belawa, Kecamatan Belawa mulai tergenang. Ratusan hektare lahan pertanaman masyarakat yang baru ditanami terancam gagal panen.

Jenis tanaman yang baru diterendam  seperti jagung dan padi. Termasuk puluhan rumah warga di dua kelurahan tersebut sudah ada yang tergenang.

Meluapnya Sungai Bila  akibat  curah hujan yang tinggi. Akibatnya, volume air tinggi di daerah hulu sungai. Selain itu, terjadi  pendangkalan dan penyempitan pada hilir sungai Bila.    Di lahan perkebunan dan pertanian masyarakat, ketinggian air sudah mencapai satu meter. Sedangkan di permukiman warga sudah ada yang  30 sentimeter.

Camat Belawa, Ahmad Jahran,  mengatakan air mulai meluap sejak Jumat dinihari, 10 Januari. Dia menyebut,  selain karena curah hujan tinggi juga karena pendangkalan dan penyempitan  hilir Sungai Bila yang lebarnya tersisa lima meter hingga sepuluh meter saja dengan kedalaman satu hingga dua meter.

Selain itu, kata dia,  tanggul kanan dan kiri Sungai Bila kian menipis dan rendah sehingga membutuhkan pemeliharaan untuk penebalan dan peninggian badan.

"Selain Sungai Bila, beberapa anak sungai yang muaranya ke Danau Tempe  mengalami pendangkalan dan penyempitan seperti Sungai Lekki dan Sungai Labojo,"ujarnya.

Ahmad Jahran berharap agar pemprov melalui pihak Balai Besar Pompengan Jeneberang  memberi perhatian khusus terhadap pemeliharaan sungai tersebut. Bila hal itu dibiarkan, katanya,  permukiman masyarakat terancam dan ribuan lahan pertanian terancam gagal panen. Saat ini,  sekitar 500 hektare lahan pertanaman milik masyarakat yang sudah terendam.

"Paling tidak dilakukan normalisasi pada  Sungai Bila dan pemeliharaan pada tanggul kanan dan kiri Sungai Bila,"ujarnya.

Kepala Bidang Perencanaan Pemanfaatan Sumber Daya Alam (PSDA) dan Mineral Kabupaten Wajo, Haruna mengatakan  tanggul-tanggu yang sering jebol selalu dianggarkan pemeliharannya setiap tahun.  Menurutnya, pemeliharaan tersebut tetap jalan meskipun dananya kecil  karena keterbatasan kemampuan APBD. Seperti tahun ini, biaya pemeliharaan dianggarkan  Rp100 juta.

"Kalau ada tanggul yang jebol, kita tambah lagi tanahnya dan memberikan bantuan karung. Sebenarnya, perbaikan tanggul Sungai Bila itu merupakan  kewenangan pemerintah provinsi. Sebenarnya sudah ada desain perbaikan tanggul Sungai Bila, namun baru sampai di kabupaten Sidrap, belum sampai di kabupaten wajo,"jelasnya.

Meskipun begitu, pihaknya tetap akan mengusahakan untuk membicarakan hal tersebut dengan provinsi. Termasuk jika ada dana bantuan bencana yang kucur  Rp2 miliar tahun ini, sekitar Rp1miliar diarahkan untuk perbaikan tanggul di Belawa.(dendy)

Type above and press Enter to search.