GfdlTpWoGUW5TUr7GfM9GfdlGA==

Hina Presiden Lewat Twitter, Pria Lebanon Dipenjara

BEIRUT, JELAJAHPOS.COM - Seorang pengembang web Lebanon dijatuhi hukuman kurungan selama dua bulan karena menghina Presiden Michel Suleiman melalui situs jejaring sosial Twitter.

"Jean Assy dijatuhi hukuman dua bulan kurungan karena menghina presiden di Twitter. Dia bisa mengajukan banding dalam waktu 10 hari," kata seorang sumber di pengadilan Lebanon.

Kasus ini adalah yang pertama terjadi di Lebanon, di mana seseorang dihukum karena mengutarakan pendapatnya di jejaring sosial.

Jean Assy (26) mengatakan kasus itu mencuat dari komentar yang ditulisnya di Twitter terkait Presiden Suleiman pada Januari dan Februari tahun lalu.

"Saya menulis bahwa presiden secara politik sudah dikebiri. Saya juga menulis menteri dalam negeri adalah orang bodoh. Hal-hal seperti itu," kata Assy.

Sejauh ini, Assy belum ditahan dan berencana untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan itu.

"Saya tak akan menghabiskan waktu dua bulan di dalam penjara hanya karena komentar di Twitter. Saya akan melawan. Saya tak akan membiarkan negara ini menghukum seseorang hanya karena menghina presiden sementara sang presiden mengabaikan semua masalah di negeri ini," kata Assy.

Di Twitter, Assy memiliki pengikut hingga 6.000 orang. Secara reguler Assy mengirim kicauan dan kritik terhadap para politisi Lebanon.

Meski gemar mengkritik, Assy mengatakan dirinya bukan aktivis politik, namun Assy mengaku mendukung pimpinan Hezbollah Hassan Nasrallah dan sekutu Kristennya, Michel Aoun.

Hukuman untuk Assy ini langsung mendapat kritik dari Human Right Watch (HRW) dan menyebut keputusan pengadilan Lebanon itu sebagai sebuah perkembangan negatif.

"Mengkriminalkan dan mengirim seseorang ke penjara karena mengungkapkan pendapatnya merusak kewajiban internasional Lebanon untuk melindungi kebebasan berekspresi," kata Deputi Direktur HRW untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Nadim Houry.

Lebanon, lanjut Houry, harus memilih apakah akan mengikuti jejak sebagian besar negeri Timur Tengah atau memilih mempertahankan reputasinya sebagai negara Arab yang penuh toleransi untuk kebebasan berkespresi. KOMPAS.com

Type above and press Enter to search.