Watampone jelajahpos.com pasar malam berkedok judi masuk di wilayah kota watampone yakni di kelurahan Toro kecamatan tanete riattang timur kabupaten Bone Sulawesi selatan
Lebih lanjutnya lurah Toro yang di kompirmasi jelajahpos.com mengenai Rekomendasi yang di berikan ke pengelolah pasar malam yang berkedok judi itu menjelas bahwa dirinya tidak tau persis yang mana berbaur judi pasalnya yang jaga di pasar malam itu POLISI dan anggota TNI ungkap lurah Toro saat di hubungi melalui telepon gengamnya baru baru ini
Lebih lanjutnya pihak kepolisian Kasat RESKRIM yang di kompirmasi beberapa waktu lalu menjelaskan kami sudah ketahui bahwa izin pasar malam itu menipu kami " Pasalnya izin mereka hanya pasar malam dan pernainan anak - anak " namun di dalamnya ada berbaur judi maka dari itu kami tidak akan mengeluarkan lagi izin pasar di kabupaten Bone ungkap kasat reskrim saat di temui jelajahpos.com.
Lebih parahnya Pasar malam yang berkedok judi itu sudah memasuki wilayah Kota dan belum ada pemberhentian izin sampai saat ini.
Kapolres BONE di minta tutup pasar malam di kabupaten Bone kalau anda mau menyikapi judi,sabu ayam,kupon puti,
(Permainan Pasar malam sama Persis Kupon Puti) jelasnya.
Dimana focer 1000 rupiah, jika di pasang dan naik itu di gandakan 10 kali lipat atau di tukarkan 1 pocer senilai 10.000 Ribu rupiah dan di dalam 1 malam pemutaran meja gulir di lakukan berkali kali, sedang kupon puti 1 kali dalam1 hari satu malam sema, ini kronologis judi di pasar malam kalau anda belum mengetahuinya
Begitupun dengan media- media lokal di kabupaten Bone sering memuat berita judi di pasar malam dan meresahkan masyarakat, bahkan merubah suasana Bola gulir menjadi meja gulir itu terselesaikan semua dengan pinansial sehingga pasar malam tetap berjan dan sangat meresahkan masyarakat utamanya anak di bawah umur ikut judi di pasar malam jelasnya
Selain itu pasar malam di Bone tidak ada yang masuk kategori pasar malam pasalnya ada beberap pasar malam tidak ada sama sekali pedaganya hanya judi terang terangan di mata masyarakat.
Laporan:andi wahyudi
