GfdlTpWoGUW5TUr7GfM9GfdlGA==

Puskesmas Batu-Batu Laksanakan Fogging Untuk Memberantas Nyamuk Aedes aegypti


Puskesmas Batu- batu laksanakan Fogging/Pengasapan yang di Fasilitas oleh Dinas Kesehatan Soppeng di daerah Lejja Desa Bulue
dan Kelurahan Manorangsalo, Sabtu, 08/02/2020

Setiap tahun, saat musim penghujan tiba, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) cenderung meningkat sebagian masyarakat menyikapi setiap ada kasus DBD dengan langsung minta dilakukan pengasapan (fogging). Masyarakat menganggap fogging cara terbaik untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue penyebab demam berdarah. Jika sudah dilakukan fogging, mereka merasa aman dari terkena penyakit DBD.

Kurnia A. Md. Kl Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Batu-batu menjelaskan bahwa masyarakat keliru memahami tindakan untuk mencegah merebaknya penyakit DBD. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dan masih menyisakan telur dan larva atau jentik nyamuk. Fogging bukan cara terbaik memberantas DBD. Pada hari pertama setelah fogging nyamuk akan mati. Namun, sehari berikutnya akan muncul banyak nyamuk lagi karena jentik nyamuk tidak mati saat dilakukan fogging, dan di dalam jentik bisa jadi sudah ada yang membawa virus dengan penyebab demam berdarah. Selain itu, fogging bisa menimbulkan efek resisten terhadap nyamuk itu sendiri (membuat nyamuk kebal).

Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) fogging bisa diterapkan namun, tetap saja tidak banyak membantu. sebab proses perkembangbiakan nyamuk yang cukup cepat dengan jumlah yang banyak. Artinya, fogging hanya solusi sementara, bukan solusi jangka panjang untuk menghentikan wabah/KLB.

Berikut ini alasan mengapa fogging tidak efektif dan tidak bisa dianggap sebagai solusi jangka panjang.
1. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, mengurangi populasinya dan ini hanya bersifat sementara. Larva nyamuk tidak terpengaruh oleh fogging dan hanya butuh beberapa hari bagi mereka untuk menetas menggantikan senior-seniornya yang mati terbunuh. Jadi kalau kita lakukan fogging saja, si jentik nyamuk yang ada sampai 300-450 ekor dia akan berkembang jadi nyamuk dewasa
2. Fogging tidak membunuh larva nyamuk. Fogging bukan jawaban jika Anda ingin mengenyahkan larva nyamuk. Satu-satunya cara untuk membasmi larva itu adalah dengan tidak membiarkan ada air tergenang. Jika ada wadah berisi air yang tidak mungkin dikeringkan, menaburkan bubuk abate bisa membantu membunuh larva.
3. Fogging merupakan langkah penyemprotan insektisida. Penggunaan fogging otomatis tak boleh berlebihan.

Lanjut Kurnia Tindakan yang tepat untuk penanganan DBD adalah pelaksanaan SATU RUMAH SATU JURU PEMANTAU JENTIK (JUMANTIK). Setiap warga semestinya bisa meluangkan waktu 5-10 menit untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sepekan satu kali. Pencegahan DBD bukan melalui fogging tapi dengan menjaga kebersihan lingkungan yaitu memastikan tidak adanya sampah atau wadah yang menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. Menghilangkan jentik nyamuk lebih mudah dan sangat efektif sebagai strategi dalam pencegahan DBD. Budaya kan PSN, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, tempat kerja, maka penyebaran DBD bisa diminimalisasi, terutama saat musim penghujan seperti ini.

Dr. Hj. Suraidah Sebagai Dokter  Puskesmas menambahkan bahwa peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan.
Program PSN , yaitu:
1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain
2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah,
4). Memantau wadah penampungan air dan bak sampah.
Langkah selanjutnya yg perlu dilakukan adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti :
-Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan;
-Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
-Menggunakan kelambu saat tidur;
-Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
-Menanam tanaman pengusir nyamuk,
-Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
-Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
-Setiap rumah juga dihimbau untuk punya satu orang pemantau jentik (jumantik).

PSN penting dilakukan untuk mematikan jentik nyamuk dan menghentikan perkembangbiakannya.(*)

Type above and press Enter to search.