![]() |
Razia ABG Bermotor |
"Di Semarang, memang disini premanisme di angkutan umum tidak separah di Jakarta dan sekitarnya. Namun tetap saja orang kurang tertarik naik Angkot. Yang pertama karena lama, dari rumah saya ke SMA dulu butuh waktu 45 menit menggunakan bus, padahal jika menggunakan mobil hanya 25 menit," jelas Lia dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Sabtu (14/9/2013).
Seringkali, bus kerap ramai dan penuh sesak di jam berangkat dan pulang sekolah. Kondisi ini tak nyaman bagi pelajar. Di kelas dengan kondisi baju lusuh dan basah keringat tentu mengganggu, apalagi bagi perempuan.
"Tak jarang sampai ada yang bergelantungan di pintu di bus. Menunggu bus juga hal yang paling menghabiskan waktu, untuk bus seperti Damri bisa sampai 1 jam menunggu baru ada yang lewat," imbuhnya.
Belum lagi, bus kerap 'ngetem' di banyak tempat dan menghabiskan waktu. Timbul persoalan kala pelajar mengikuti acara sekolah atau ada kepentingan di luar rumah sampai malam hari.
"Cukup sulit mendapati bus kota di atas jam 7 malam, bahkan Trans Semarang hanya beroperasi sampai pukul 6 sore. Pelajar atau mungkin masyarakat juga sering merasa kurang efisien waktu kalau harus berpergian dengan bus atau angkot," tuturnya.detik